Dia melanjutkan, hal ini membuat investasi asing beralih ke negara-negara Asia lainnya. Padahal, dengan adanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China membuat perusahaan di Tiongkok harus merelokasi pabriknya ke negara lain.
"Terus terang kita paling bontot yang mendapatkan pelimpahan investasi masuk ke Indonesia, lebih banyak ke Vietnam, Thailand, Malaysia," kata dia.
Oleh karenanya, Kadin Indonesia dan pelaku usaha lainnya berupaya terus berkomunikasi dengan pemerintah untuk memberikan masukan-masukan mengenai kebijakan serta insentif apa yang bisa diberikan kepada pelaku industri agar bergairah.
"Kuncinya pembangunan industri kita yang sehat, ditunjang industri pariwisata yang akan diperkirakan ke depan ujung tombak perekonomian kita dan menyumbang nomor satu pendapatan negara kita," tuturnya.