Airlangga sebelumnya mengatakan, pemerintah akan menggunakan B100 setelah sukses menerapkan penggunaan B20 dan B30 untuk kendaraan PSO maupun non-PSO. Namun, masih belum ditargetkan kapan akan direalisasikan.
Sebenarnya, mesin yang digunakan untuk memproduksi B20 sama dengan B100 sehingga pemerintah ingin segera merealisasikan B100. Namun, jika ingin memproduksi B100 diperlukan pabrik untuk memproduksinya. "Mesin standarnya bisa 7-20 persen. Mesti ada pabriknya dulu. Mesin kalau B100 yang sekarang juga bisa," ucapnya.
Jika B100 dapat direalisasikan tentu akan memberika manfaat lebih dari B20. Pasalnya, dengan diterapkannya pemerataan penggunaan B20 dapat menghemat uang negara untuk impor solar lebih banyak. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, jika penerapan B20 ini terealisasi maka dalam satu tahun pemerintah bisa menghemat 5,5 miliar dolar AS.
"Dengan melaksanakan B20 untuk PSO (Public Service Obligation) dan non-PSO paling tidak ada dua dampak positifnya, yaitu penghematan devisa. Kalau sudah full B20-nya mudah-mudahan dalam waktu beberapa bulan kita bisa mencapainya," tuturnya.