Dia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah merupakan hasil dari sinergi dan kolaborasi antara program pemprov dan kabupaten/kota, dan tidak bisa dipisah sendiri-sendiri. Dalam setiap proyek pembangunan di kota atau kabupaten, terdapat peran dari provinsi dan juga pemerintah pusat.
“Fungsi gubernur dalam hal ini Pak Ganjar, mensinergikan, mengorkestrasikan, kemudian membuat skala prioritas, dengan keterbatasan anggaran pemprov, Gubernur dengan bijak memutuskan mana yang harus diberi anggaran dengan melihat skala prioritas. Mana yang harus diberikan bantuan dari APBD Provinsi, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi,” ungkap Susilo.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi sektoral di Jawa Tengah juga didukung proyek di kawasan industri di Tegal, Batang, dan Kendal yang mulai tumbuh. Selain itu, sektor pertanian juga berkontribusi cukup besar menumbuhkan perekonomian di Jateng.
“Baik secara langsung dan tidak langsung itu merupakan kontribusi dari dirigennya, kalau diibaratkan dalam sebuah music orkestra, dalam konteks ini Pak Gubernur yang mengkoordinasikan aktifitas, khususnya perekonomian di 35 kota/kabupaten di Jawa Tengah,” ujar Susilo.
Seperti diketahui, pada triwulan I 2023 perekonomian Jateng secara year on year tumbuh sebesar 5,04 persen. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan rilis secara nasional yang angkanya 5,03 persen.