Sementara, teknis program padat karya ini akan memperkejakan masyarakat yang berdekatan dengan fasilitas transportasi dalam jangku waktu enam bulan. Setiap harinya, para pekerja akan dibayar rata-rata Rp120.000.
“Ini program riil karena kita bayangkan bandara gagah, banyak pekerja, tapi mereka yang di sekitarnya enggak kerja. Saya pikir program pak Jokowi untuk memberikan kesempatan kerja padat karya memang ditunggu mereka,” ujar Budi Karya.
Bila tidak ada aral melintang, program padat karya di Kemenhub ini akan berlanjut di tahun depan. Rencananya, bujet yang disiapkan untuk program tersebut bertambah menjadi Rp5-6 triliun.
“Kami tahun depan bisa menyediakan Rp5-6 triliun. Karena apa? Nanti kita akan juga berikan pekerjaan yang built in dalam pekerjaan core, kayak ngecat pesawat, ngecat kapal, membersihkan sesuatu. Semoga ini bermanfaat,” ujar dia.
Salah satu sektor yang mendapatkan alokasi padat karya, yaitu Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub. Program padat karya dilaksanakan di lingkungan kerja Ditjen Perhubungan Udara di 153 Bandar Udara di seluruh Indonesia dan salah satunya diadakan di desa Curug di lingkungan Bandara Budiarto, Banten yang berada di bawah kendali Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Ditjen Perhubungan Udara.
Pekerjaan padat karya di lingkungan Ditjen Perhubungan Udara akan dilaksanakan bertahap sepanjang tahun 2018 dengan jumlah tenaga kerja mencapai 11.982 pekerja dikalangan masyarakat pedesaan.