JAKARTA, iNews.id - Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia. Selain karena merupakan sumber dari dinamika ekonomi nasional, UMKM juga menyerap angkatan kerja nasional.
Pada masa pandemi Covid-19, UMKM Indonesia telah mampu bertahan dan dengan cepat beradaptasi pada kondisi sulit. Hal ini disampaikan dalam survei Mandiri Institute terhadap 319 UMKM, di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali.
“Pada saat PSBB, 50 persen UMKM kita masih berjalan dengan normal. Setelah beberapa bulan relaksasi, yang tadinya 50 persen berjalan normal mulai merasakan dampaknya, kini hanya 63 persen yang beroperasi secara terbatas. Sementara yang tadinya beroperasi secara terbatas yang kembali ke normal sangat kecil sekali hanya 1 persen," kata Head of Mandiri Institute, Teguh Yudo Wicaksono, dalam acara Dialog Inspiratif bertema Usaha Mikro Mampu Bertahan di Masa Pandemi, dikutip Selasa (10/11/2020).
Melihat data di atas, salah satu motor penggerak kebangkitan UMKM Indonesia dalam kondisi ekonomi pandemi Covid-19 ini adalah, program-program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Secara kumulatif, empat klaster program yang menjadi fokus Satgas PEN yaitu sektor perlindungan sosial, UMKM, Kementerian/Lembaga dan Pemda (K/L/D), serta pembiayaan korporasi yang mencapai realisasi Rp277,68 Triliun pada minggu pertama kuartal IV 2020 lalu.