“Setahu saya di Indonesia, laboratorium lapangan geologi hanya ada dua yakni di Karangsambung, Kabupaten Kebumen dan Bayat, Kabupaten Klaten," ucap Menteri Basuki.
Rusunawa UGM Bayat telah digunakan oleh mahasiswa UGM dan mahasiswa kampus lainnya, bahkan sejumlah mahasiswa luar negeri yang melakukan studi lapangan geologi juga dapat tinggal di rusunawa ini. Rusunawa tiga lantai ini memiliki 54 unit untuk umum dan dua unit untuk difabel dengan tipe 24 meter persegi dan telah dilengkapi tempat tidur bertingkat, meja belajar dan lemari pakaian.
Biaya pembangunannya sebesar Rp31,56 miliar dan dikerjakan oleh kontraktor PT Adhicipta Karya Hernanda dan Konsultan Manajemen Konstruksi PT Laras Respati Utama. Kemudian pembangunannya dilakukan sejak Maret 2016 dan selesai pada September 2016.
Sebelum meresmikan Rusunawa UGM Bayat, Menteri Basuki meninjau Rusunawa UGM Sendowo. Rusunawa dengan satu tower setinggi tujuh lantai memiliki 180 unit mampu menampung 360 orang.
Rusunawa telah dilengkapi fasilitas setiap kamar yakni dua tempat tidur, kamar mandi di dalam, pendingin udara, meja kursi belajar dan lemari. Rusunawa ini juga dilengkapi dua unit lift. Biaya pembangunannya sebesar Rp47 miliar oleh PT Sarijati Adhitama dan di bawah pengawasan konsultan manajemen konstruksi PT Ciriajasa Cipta Mandiri. Untuk pengadaan meubelair dilakukan oleh penyedia jasa PT Bijak Manunggal Lestari sebesar Rp2,5 miliar.
Menteri Basuki mengapresiasi pembangunan dua rusunawa UGM tersebut dan mengakui kualitasnya yang sangat baik sehingga dapat nyaman dihuni. "Saya kira ini skornya lebih dari delapan. Kebahagiaan saya juga bertambah karena pelaksananya adalah kontraktor bukan BUMN dan ternyata hasilnya pun sangat baik,” ujarnya.
Pembangunan Rusunawa mahasiswa dan santri di berbagai daerah merupakan bentuk perhatian dan keseriusan Pemerintah dalam penyediaan hunian layak dan penataan kawasan lingkungan pendidikan. Diharapkan dengan dibangunnya rusun bisa menambah semangat dan kenyamanan para mahasiswa dalam proses belajar.