Kemudian, data harga konsumen (CPI) dari Tiongkok menjadi pendorong disinflasi global, dengan harga produsen turun 1,8 persen per tahun pada bulan Agustus ketika analis telah memperkirakan penurunan sebesar 1,4 persen. CPI juga meleset dari perkiraan sebesar 0,6 persen untuk tahun ini, dengan hampir semua kenaikan harga pangan, dan harga barang naik hanya 0,2 persen, yang menunjukkan permintaan domestik yang lemah.
Dari sentimen domestik, survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Agustus 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Agustus 2024 sebesar 124,4, lebih tinggi dibandingkan 123,4 pada bulan sebelumnya.
Meningkatnya keyakinan konsumen pada Agustus 2024 didukung oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) yang tetap optimis dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang menguat. Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Agustus 2024 tercatat masing-masing sebesar 114,0 dan 134,9.
IKE yang tetap optimis terutama didorong oleh Indeks Penghasilan Saat Ini yang meningkat 1,5 poin menjadi sebesar 122,9. Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja dan Indeks Pembelian Barang Tahan Lama (Durable Goods) juga tetap terjaga pada area optimis, masing-masing sebesar 107,6 dan 111,5.
Sementara itu, IEK tercatat meningkat pada seluruh komponen pembentuknya, terutama pada Indeks Ekspektasi Penghasilan. Ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan ke depan terpantau meningkat. Hal itu tercermin dari IEK Agustus 2024 yang berada dalam zona optimis meningkat sebesar 1,6 poin menjadi sebesar 134,9.
Menguatnya IEK didorong oleh peningkatan seluruh komponennya, yaitu ekspektasi terhadap penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, dan kegiatan usaha, masing-masing meningkat menjadi sebesar 140,0, 132,2, dan 132,6.