JAKARTA, iNews.id - Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah terus menguat. Penguatan tersebut karena modal asing terus mengalir ke pasar keuangan domestik (capital inflow).
Sore ini, kurs rupiah berada di level Rp14.077 per dolar AS. Padahal, mata uang Garuda sempat menyentuh Rp16.000 per dolar AS pada April 2020.
"Sampai dengan 17 Juni 2020, nilai tukar rupiah mengalami apresiasi sebesar 3,75 persen secara point to point atau 5,69 persen secara rerata dibandingkan dengan level Mei 2020 meskipun masih terdepresiasi sebesar 1,42 persen bila dibandingkan dengan level akhir 2019," ujar Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah terus menguat.lewat video conference, Kamis (18/6/2020).
Menurut Perry, berlanjutnya penguatan rupiah ditopang meredanya ketidakpastian pasar keuangan global. Di dalam negeri, aset keuangan domestik memiliki daya tarik tinggi bagi investor sekaligus mereka percaya terhadap prospek kondisi ekonomi Indonesia.
"Bank Indonesia memandang level nilai tukar rupiah secara fundamental masih undervalued (di bawah nilai fundamental) sehingga berpotensi terus menguat dan dapat mendukung pemulihan ekonomi domestik," kata dia.
Dia menyampaikan, potensi penguatan nilai tukar rupiah turut didukung oleh beberapa faktor fundamental, seperti inflasi yang rendah dan terkendali, defisit transaksi berjalan yang rendah, imbal hasil aset keuangan domestik yang kompetitif, dan premi risiko Indonesia yang mulai menurun.
"Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar, Bank Indonesia terus mengoptimalkan operasi moneter guna memastikan bekerjanya mekanisme pasar dan ketersediaan likuiditas baik di pasar uang maupun pasar valas," ucapnya.