Sementara, analis yang meyakini 25 bps menilai The Fed akan memulai dengan langkah normalisasi bertahap, dengan harapan dapat mengurangi kepanikan pasar
"Mereka (pengamat) melihat perlambatan pertumbuhan pekerjaan sebagai alasan potensial bagi Fed untuk memangkas 50 bps, sementara pengamat lain justru melihat serangkaian data baru-baru ini akan menjadi langkah awal menormalisasi pelonggaran moneter sebesar 25 bps," ujar Head of Portfolio Management Nomura Capital, Matt Rowe dalam catatan kepada klien.
Pada waktu Indonesia, Senin (9/9/2024) pagi, indikator FedWatch dari CME Group menunjukkan peluang sebesar 69 persen bahwa The Fed akan memangkas 25 bps, sementara potensi penurunan 50 bps diapresiasi sebesar 31 persen.
Ekonom Nationwide, Kathy Bostjancic menilai The Fed berpeluang besar memotong seperempat poin lantaran penurunan data tenaga kerja masih belum begitu besar.
"Saya rasa belum cukup (data) bagi Fed untuk memulai siklus penurunan suku bunga dengan mengurangi 50 bps" kata Bostjancic dilansir dari Yahoo Finance, Senin (9/9/2024).
Dalam publikasi analis di MarketWatch, Minggu (8/9/2024) menyebut pemangkasan 50 bps bukanlah pertanda baik, karena dapat menghadirkan kekhawatiran baru terkait potensi resesi.
"Karena saya yakin pada titik itu orang-orang mulai memperkirakan resesi yang lebih besar," ucap Head of Investment Nationwide Financial, Chris Graham.