"Sementara, ADB melakukan revisi dari 2,5 persen menjadi -1,0 persen. Sedangkan IMF masih pada April 2020 memproyeksi ekonomi Indonesia berada pada level 0,5 persen. Namun, ada kemungkinan IMF merevisi proyeksinya pada Juli mendatang," ujarnya.
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu memprediksi, ekonomi Indonesia masuk area negatif pada kuartal II-2020. Konsumsi rumah tangga yang diharapkan bisa tumbuh 3 persen diprediksi stagnan.
Pemerintah, kata Sri Mulyani, akan terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) untuk memastikan kebijakan moneter dan fiskal selaras dalam mendorong ekonomi.
"Mengembalikan inflasi pada kuartal selanjutnya akan menjadi salah satu bagian yang terpenting dalam skenario pemulihan ekonomi Indonesia tahun 2020 yang kita harapkan momentumnya kita akselerasi di 2021," ujarnya.