Meski begitu, Sri Mulyani mengingatkan agar Indonesia untuk terus waspada, karena masih banyak risiko ekonomi global yang mengancam, salah satunya inflasi.
Dia mencontohkan, di banyak negara maju, seperti Amerika Serikat yang tingkat inflasinya sudah sangat tinggi. Per April 2022, inflasi di negeri Paman Sam mencapai 8,3 persen.
Naiknya inflasi bakal memaksa negara-negara mengetatkan kebijakan moneter mereka, yang berimbas pada kenaikan suku bunga acuan dan pengetatan likuiditas. Selain itu, konflik Rusia-Ukraina yang belum reda juga mengancam pasokan komoditas dan mengerek harga bahan pangan dan energi.
"Di sisi lain, di RRT (Republik Rakyat Tiongkok/China), akibat Covid-19 maka pemerintahnya melaksanakan zero case policy terhadap pandemi, yang artinya lockdown atau pembatasan, dan ini sangat berdampak ke ekonomi RRT dan dunia," ucapnya.