The Fed Buka Balance Sheet, Pasar Obligasi dan Saham Akan Bergejolak

Isna Rifka Sri Rahayu
Bank Sentral Amerika Serikat (AS) memulai balance sheet reduction yang berpotensi mengancam pasar obligasi seluruh dunia. (Foto: Shutterstock)

"Mereka pilih ini mungkin karena dampaknya tidak terlalu straight forward sehingga membuat relatif lebih berisiko. Masih 50:50 ada kemungkinan jadi lebih buruk atau lebih baik jadi belum ada yang benar-benar pasti," ucapnya.

Oleh karenanya, tantangan terbesar Indonesia ke depan harus bersiap menghadapi hal ini. Pasalnya, meski The Fed diprediksi memperlambat kenaikan FFR, namun kebijakan balancesheet reduction juga memiliki risiko yang sama bagi perekonomian global.

"(Dampak ke Indonesia) yang jelas buruk, karena AS kan pengaruhnya cukup besar. Sentimen negatif apa pun itu pasti akan direspons negatif juga di Indonesia. Makanya tantangan terbesar Indonesia di 2019-2020 siapapun presiden terpilih pasti harus menghadapi itu," tuturnya.

Editor : Ranto Rajagukguk
Artikel Terkait
Makro
10 hari lalu

BI Diprediksi Kembali Pangkas Suku Bunga 25 Bps 

Nasional
25 hari lalu

Harga Logam Mulia Berpotensi Tembus Rp2,3 Juta per Gram, Ini Pendorongnya 

Keuangan
1 bulan lalu

Rupiah Sepekan Terkoreksi 0,82 Persen, Diprediksi Sentuh Rp16.800 per Dolar AS Pekan Depan

Keuangan
1 bulan lalu

Rupiah Sepekan Melemah 1,38 Persen ke Rp16.601 per Dolar AS, Terendah sejak Mei

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal