Estimasi dari otoritas tertinggi keuangan AS itu menggarisbawahi tekad The Fed dalam mengekang gejolak inflasi yang masih panas, meskipun ada risiko bahwa dengan mengerek bunga pinjaman maka dapat mendorong ekonomi Paman Sam tersungkur dalam jurang resesi.
The Fed yang sebelumnya dikecam karena dinilai lambat dalam merespons peningkatan tekanan harga, saat ini justru berbalik secara agresif untuk mengejar ketertinggalan. Saat ini The Fed memilih pengetatan kebijakan paling agresif sejak dipimpin oleh Paul Volcker sejak empat dekade lalu.
Seperti diketahui, inflasi Amerika Serikat memuncak 9,1 persen pada bulan Juni, yang kemudian secara perlahan melandai, meskipun penurunannya tidak secepat yang diperkirakan. Pada bulan Agustus, inflasi AS masih berada di level 8,3 persen.
Kebijakan peningkatan suku bunga merupakan pilihan bagi The Fed untuk membawa inflasi berada di target 2 persen, kendati jalan yang diambil terjal dan berbahaya bagi pertumbuhan ekonomi AS.