"Sehingga, inflasi tetap terkendali dalam kisaran 2,5±1 persen pada tahun 2024 ini dan 2025 tahun depan," kata Perry.
Fokus kebijakan moneter dalam jangka pendek diarahkan untuk memperkuat efektifitas, stabilisasi nilai tukar rupiah dan menarik aliran masuk portofolio asing.
Sementara itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kebijakan makroprudensial longgar terus ditempuh untuk mendorong kredit pembiayaan perbankan kepada dunia usaha dan rumah tangga.
"Kebijakan sistem pembayaran diarahkan untuk memperkuat keandalan infrastruktur dan struktur industri pembayaran serta memperluas akseptasi digitalisasi sistem pembayaran," kata Perry.