Negara-negara industri, yang biasanya menyumbang sekitar 80 persen dari transaksi global paling terpukul, dengan aliran turun menjadi 98 miliar dolar AS. Angka itu menyamai tingkat terendah terakhir kali yang pernah tercatat pada 1994 silam.
Dibandingkan dengan data penerima FDI utama pada 2019, aliran menurun paling banyak di Italia, AS, Brasil dan Australia, sementara China melawan tren. Negeri Tirai Bambu itu menjadi negara ekonomi besar satu-satunya yang dapat pulih paling cepat saat ini.
Sebagian besar FDI di China berada dalam layanan perdagangan elektronik (e-commerce), layanan teknologi khusus, serta penelitian dan pengembangan (litbang). “Hingga sembilan bulan pertama tahun ini secara keseluruhan FDI ke China meningkat sebesar 2,5 persen, negara itu berbeda dengan yang lain,” kata Zhan.