VP Corporate Communication PT Freeport Indonesia, Katri Krisnati menjelaskan, proses penyelamatan menghadapi tantangan besar.
Tim penyelamat bekerja tanpa henti menggunakan alat berat jarak jauh, bor, dan drone untuk membuka akses menuju lokasi para pekerja yang terperangkap.
“Tantangan terbesar yakni volume material basah yang masih aktif dalam jumlah yang besar, jauh lebih besar dari yang pernah terjadi,” ujar Katri.
Material longsor yang terus bergerak membuat proses evakuasi menjadi sangat kompleks dan berisiko tinggi. Tim membutuhkan waktu tambahan untuk menyingkirkan material dalam jumlah besar demi menjangkau para korban yang masih terjebak.
Upaya penyelamatan terus dilakukan dengan harapan lima pekerja yang masih terperangkap dapat segera ditemukan. Peristiwa ini menjadi pengingat akan tingginya risiko keselamatan dalam operasi tambang bawah tanah, serta pentingnya kesiapsiagaan dan teknologi dalam menghadapi situasi darurat.