Warga juga menggelar doa bersama dan berselawat di depan posko, sebagai bentuk solidaritas menjelang aksi yang menuntut pemakzulan Bupati Pati Sudewo. Tuntutan tersebut muncul sebagai respons atas kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga 250% yang sempat diberlakukan.
Meski kebijakan itu telah dibatalkan, gerakan masyarakat tetap bergulir. Sebagian warga bahkan melakukan ritual khusus sebagai persiapan menjelang aksi damai 13 Agustus.
Menanggapi situasi ini, Bupati Sudewo mengimbau agar masyarakat tetap menjaga ketenangan dan tidak terprovokasi.
“Masyarakat Pati saya minta itu tetap tenang ya ikut menjaga Kabupaten Pati ini supaya suasananya kondusif. Karena Kabupaten Pati itu milik semua warga Kabupaten Pati, tidak milik segelintir orang yang keras-keras,” ujar Sudewo.
Dia juga menegaskan bahwa dirinya terpilih secara demokratis dan telah meminta maaf atas kebijakan yang sempat menuai protes.