Menurutnya, cita-cita hilirisasi sudah lama di Indonesia, dari Presiden pertama RI, Soekarno telah menyampaikan cita-cita hilirisasi sumber daya alam (SDA).
"Cita-cita hilirisasi sudah sangat lama. Dari sebenarnya Presiden RI pertama, dari Bung Karno sudah bercita-cita hilirisasi dan presiden-presiden kita selanjutnya juga bercita-cita dan melaksanakan hilirisasi," tuturnya.
Adapun, proyek Industri Baterai Kendaraan Listrik, Karawang bernilai 5,9 miliar dolar AS atau setara Rp95,60 triliun, dan ditargetkan mampu memproduksi hingga 15 gigawatt (GW) baterai kendaraan listrik.
"Untuk di lokasi ini, kita resmikan area ground breaking 15 gigawatt. 15 gigawatt ini sama dengan kalau kita konversi ke mobil, baterai mobil, itu kurang lebih sekitar 250.000 sampai 300.000 mobil," kata Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.
Bahlil menjelaskan, proyek ini merupakan hasil kolaborasi antara Indonesia dan China, khususnya dengan perusahaan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL), produsen baterai kendaraan listrik terbesar di dunia.