Selain korban selamat, dua jenazah juga berhasil ditemukan dan dievakuasi ke RS Siti Hajar.
“Penemuan ini sekaligus menambah data jumlah korban meninggal dunia atas insiden yang terjadi akibat kegagalan konstruksi menjadi lima orang,” tambahnya.
Abdul Muhari menegaskan, tim SAR menghadapi tantangan besar dalam proses evakuasi karena posisi sebagian korban sulit dijangkau. Struktur reruntuhan yang labil membuat penggunaan alat berat sangat berisiko.
“Dalam kondisi ini, penggunaan alat berat berpotensi menambah risiko semakin tinggi. Sebab, struktur bangunan yang runtuh sangat labil terhadap guncangan. Apabila dipaksakan, dikhawatirkan justru mengancam nyawa,” ucapnya.
Hingga kini, tim masih terus melakukan asesmen ulang, khususnya untuk memastikan kondisi satu korban yang sebelumnya terdeteksi masih hidup. Proses evakuasi dilakukan dengan strategi matang demi menjaga keselamatan korban maupun petugas.
Tragedi musala ambruk di Ponpes Al Khoziny menjadi pukulan berat bagi dunia pendidikan dan masyarakat. Harapan besar tertuju pada penyelamatan korban yang masih terjebak, sementara doa terus dipanjatkan bagi mereka yang telah berpulang.