JAKARTA, iNews.id - Indonesia dikenal sebagai negeri yang subur dan kaya akan keindahan alam. Namun, di balik kekayaan itu tersembunyi kekuatan alam yang luar biasa: gunung-gunung berapi aktif yang bisa meletus kapan saja. Letusan gunung-gunung ini telah meninggalkan jejak panjang dalam sejarah, menimbulkan korban jiwa, mengubah lanskap, bahkan mempengaruhi iklim global.
Baru-baru ini, Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, NTT, kembali meletus pada 7 Juli, dua kali dalam sehari. Kolom abu mencapai ketinggian 18 km dan lontaran lava menjangkau 5 km dari puncak. Akibatnya, dua bandara ditutup, dan puluhan penerbangan dibatalkan.
Tak hanya Lewotobi, Gunung Merapi di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah juga punya rekam jejak panjang sebagai gunung paling aktif di Indonesia. Letusan terdahsyatnya tercatat pada Oktober–November 2010, menewaskan sekitar 380 orang. Salah satu korban paling ikonik adalah Mbah Maridjan, sang juru kunci Merapi, yang memilih bertahan di rumahnya demi menjalankan amanah spiritual. Wartawan dan relawan yang mencoba membujuknya pun turut menjadi korban wedhus gembel, awan panas mematikan dengan suhu mencapai 400°C.
Sebelumnya, tragedi juga menimpa dua relawan PMI pada 2006. Mereka tewas terjebak di bunker Kaliadem, yang seharusnya menjadi tempat perlindungan, namun tak mampu menahan panas ekstrem awan panas Merapi.
Indonesia memang berdiri di atas “Ring of Fire”, jalur cincin api dunia sepanjang 40.000 km yang membuat wilayah ini memiliki 127 gunung berapi aktif. Jalur ini merupakan pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang sangat aktif, menjadikan Indonesia rawan letusan dan gempa bumi.