"Seandainya tadi itu kalimat keluar tahun 2015-2016 barangkali Pak Jokowi sudah memperlihatkan ijazahnya, tolong Pak lihat ijazah, lihat KTP, ditunjukkan. Nah ini kan beda, 'gantung Jokowi', ya nggak mau lah Pak Jokowi. Nggak ada hukum untuk menunjukkan ijazah," ujar Dian.
Menurut Dian, Jokowi adalah pribadi yang tidak suka membalas serangan, namun akan bereaksi jika terus ditekan.
"Tapi ketika ketemu pak Jokowi, kemudian tertantang ya sudah, 'kalian mau apa? Ya ayok'. Kan begitu," paparnya.
Dia juga menyoroti tudingan bahwa Jokowi tidak menggunakan ijazah S1 saat bekerja di Aceh, dengan menjelaskan bahwa perusahaan tempat Jokowi bekerja saat itu memang secara khusus merekrut lulusan kehutanan.
"Ini cenderung dalam kasus ini menggunakan teori kekuasaan. Kamu melihat Pak Jokowi itu sebagai Presiden, kita tidak pernah melihat beliau ketika bekerja di Aceh menggunakan ijazah S1 itu kan. Ya jelas tidak diterima karena perusahaan itu khusus merekrut tenaga kerja yang para ahli kehutanan pada tahun 1986 itu di Aceh," paparnya.