JAKARTA, iNews.id - Genre horor masih diminati di perfilman Indonesia. Namun terkadang, jalan cerita yang diangkat kurang masuk akal dan hanya menyuguhkan adegan seram dan menakutkan.
Tak ingin tipikal dengan genre horor yang sudah-sudah, 7 Bidadari menawarkan genre horor yang akan membuat bulu kuduk merinding meski usai menonton. Tentunya dengan jalinan cerita yang masuk akal dan berkaitan dengan kisah nyata di lokasi syuting.
"Cerita dari 7 Bidadari pun dengan banyaknya revisi itu, jadi sesuatu horor yang make sense atau masuk akal. Beda dengan film horor lainnya yang enggak masuk akal. Ceritanya kalau menurut aku, beda banget dari film-film yang aku mainin. Di saat kalian nonton film ini, selesainya masih berasa banget, creepy-nya itu dapat banget," ujar Lia Waode mewakili pemain 7 Bidadari saat berkunjung ke Redaksi iNews.id, Gedung iNews Center, Kebon Sirih, Jakarta, Selasa (2/10/2018).
Mengenai tempat syuting, 7 Bidadari mengambil setting di Australia. Tak ingin hanya sekadar terlihat keren, namun film yang disutradarai oleh Muhammad Yusuf ini sengaja menceritakan lokasi syuting ini.
Yusuf memilih bekas bangunan rumah sakit jiwa di Aradele yang merupakan salah satu tempat terangker di Australia. Dalam ceritanya 7 Bidadari adalah sebuah band terkenal dari Indonesia yang tengah membuat video klip di Melbourne sekaligus jalan-jalan, hingga akhirnya ada kejadian di luar nalar saat mereka berada di Aradale Lunatic Asylum tadi.
"Kita syuting di rumah sakit jiwa Australia. Itu suasana gedung tua, jadi terasa horor saja. Ceritanya sih historical banget deh pokoknya," ujar Gigi, mantan personel Cherrybelle yang turut bermain di film ini.
Penasaran apakah benar film ini bakal membuat penonton masih merasa ketakutan setelah menonton? Kita tunggu saja 7 Bidadari yang bakal tayang 1 November di seluruh bioskop Indonesia.