JAKARTA, iNews.id – Inovasi perlu dilakukan terus pada produk-produk kesehatan di Indonesia. Hal itu berguna untuk meningkatkan daya saing dibanding negara lain.
Inilah yang menjadi latar belakang diselenggarakannya seminar bidang kefarmasian dan alkes hari ini, Selasa (10/9/2019). Acara yang melibatkan banyak pihak ini mengusung tema “The 1st Technofarmalkes 2019: Indonesia Health Tech Innovation”.
Dalam acara tersebut, Direktur Jendral Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dra. Engko Sosialine Apt., M.Biomed mengatakan tujuan penyelenggaran kegiatan tersebut, salah satunya meningkatkan daya saing dengan produk luar negeri.
“Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah melakukan diseminasi, informasi, inovasi, dan peningkatan daya saing, pembiayaan, dan pelayanan kesehatan kepada pemangku kepentingan terkait,” katanya di The Hotels Sultan, Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2019).
Selain itu, kata Engko, tujuan lainnya mendorong kolaborasi Academy, Business, Government and Community (ABGC) untuk melaksanakan milinisasi yang menghasilkan produk berdaya saing, serta berkontribusi dalam pembangunan kesehatan.
Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari ini merupakan sebuah langkah pengembangan inovasi dan daya saing produk dalam negeri. Salah satu bentuk upaya yang dilakukan adalah meningkatkan akses, kemandirian, serta mutu alat kesehatan dan kefarmasian melalui diseminasi informasi, advokasi, dan fasilitasi lintas pemangku kepentingan.
Untuk meraih tujuan tersebut, Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengajak seluruh masyarakat Indonesia, khususnya para peneliti, akademisi dan pemegang inovasi, industri serta manufaktur, agar berjuang dalam mengembangkan inovasi yang tersedia saat ini.
“Saya berharap hal itu dapat meningkatkan perekonomian negara. Oleh karena itu, yuk kita bergandengan tangan bersama-sama dalam hal ini. Kalau kita berdiri sendiri-sendiri, maka inovasi yang telah ada tidak akan berkembang dengan baik,” kata Nila Moeloek.