Kemajuan Teknologi Meningkatkan Penemuan Vaksin Lebih Cepat

Rizqa Leony Putri
Kemajuan teknologi bisa meningkatkan penemuan vaksin lebih cepat. (Foto: BNPB)

JAKARTA, iNews.id - Pengetahuan tentang seluk-beluk vaksin memang bukan konsumsi orang awam selama ini. Teknologi, sumber daya, dan infrastrukturnya hanya diketahui segelintir orang, yakni peneliti dan produsen vaksin itu sendiri, serta komunitas ilmuan.

Tidak pelak, hal ini menimbulkan keraguan di benak masyarakat, apakah mungkin dalam waktu singkat sebuah vaksin bisa diciptakan. Demi menjawab keraguan tersebut, dalam acara Dialog Inspirasi bertajuk “Tata Cara Penemuan Vaksin” yang diselenggarakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin (2/10/2020), telah menghadirkan Prof. Ngurah Mahardika, Ahli Virologi Universitas Udayana yang mengetahui betul seluk-beluk pembuatan vaksin dari awal.

“Zaman dahulu tentu harus dapat agennya dulu yang murni. Setelah itu diperbanyak dan kemudian baru disiapkan sebagai vaksin. Itu yang menempuh waktu yang lama. Zaman sekarang, teknologi telah memungkinkan kita melakukannya dengan cepat. Tidak perlu lagi agen penyakit dan bisa dibuat sintetis, jadi bisa sangat cepat. Zaman dahulu perlu waktu lama untuk menemukan bibitnya saja. Zaman sekarang hanya perlu waktu satu dua bulan saja untuk menemukan bibitnya,” kata Prof Ngurah Mahardika.

Dalam pemaparannya, Prof. Ngurah Mahardika menyebutkan ada sedikitnya empat ragam vaksin yang dibedakan berdasarkan bahan dasarnya. Pertama, berbasis virus murni yang dimatikan sehingga tidak berbahaya bagi manusia, ada pula yang berbasis DNA atau mRNA, ketiga ada vaksin berbasis adenovirus, dan terakhir adalah vaksin berbasis protein.

“Ragam basis vaksin ini punya kelebihan dan kekurangan tentunya, seperti vaksin berbasis virus yang dimatikan yang saat ini diujicobakan di Indonesia adalah jenis paling lazim, sehingga regulasi penggunaanya jauh lebih ringkas. Sementara vaksin berbasis DNA dan adenovirus memang belum ada contohnya yang beredar di masyarakat, sehingga regulasinya memakan waktu lama,” kata Mahardika.

Editor : Tuty Ocktaviany
Artikel Terkait
Nasional
6 hari lalu

Korban Hilang Banjir Bandang di Nduga Papua Bertambah jadi 23 Orang 

Nasional
7 hari lalu

Banjir Bandang dan Longsor Terjang Nduga Papua, 15 Orang Hilang

Nasional
8 hari lalu

Bencana Longsor Maut di Trenggalek, 4 Orang Tewas Tertimbun

Nasional
14 hari lalu

BNPB Gelar Operasi Modifikasi Cuaca di Jabar dan Jateng, Antisipasi Hujan Lebat

Nasional
16 hari lalu

Puluhan Bencana Landa Sejumlah Wilayah dalam 24 Jam, Didominasi Cuaca Ekstrem

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal