JAKARTA, iNews.id - Wabah difteri belakangan ini sedang diwaspadai oleh masyarakat di Indonesia. Sebab, penyakit menular tersebut dapat menyebabkan penderitanya meninggal dunia.
Namun sebenarnya, apa itu difteri? Apa yang menyebabkan seseorang terifeksi penyakit tersebut?
Difteri merupakan infeksi serius yang menyerang hidung dan tenggorokan. Berdasarkan grafik yang disebar oleh Kementerian Kesehatan di media sosial, difteri adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman corynebacterium diphtheriae.
Infeksi tersebut ditandai dengan peradangan, utamanya di selaput bagian dalam dan atas saluran pernapasan, hidung, dan kulit. Tak hanya peradangan, dampak dari difteri ini dapat sangat serius, yakni tersumbatnya saluran pernapasan hingga gagal jantung.
Di Indonesia sendiri, kasus difteri terbilang sangat langka. Menurut World Health Organization (WHO), tercatat ada 7.097 kasus difteri yang dilaporkan di seluruh dunia pada 2016. Di antara angka tersebut, Indonesia turut menyumbang 342 kasus.
Untuk jangka usia, difteri tidak pandang bulu. "Difteri ini tidak terbatas pada usia," kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dr. H. M. Subuh ketika ditemui iNews.id di Jakarta, belum lama ini.
Ia juga mengatakan, jika gejala difteri tersebut menyerupai infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). "Bedanya, ada bercak putih di tenggorokan. Difteri itu, bercak putihnya tebal sekali. Makanya kita imbau pada seluruh dokter spesialis harus teliti," lanjutnya.
Nah, di bawah ini merupakan deretan fakta seputar difteri, seperti dirangkum iNews.id, Minggu (10/12/2017).
Penyakit Menular
Disebutkan di awal, difteri merupakan penyakit menular yang sifatnya sangat mudah menular dan menyebar. Cara penularannya, yakni melalui uap air udara pernapasan, seperti batuk atau bersin, air liur, barang-barang seperti handuk atau mainan, dan sentuhan langsung pada luka.
Gejala Mirip ISPA
Sama-sama menyerang saluran pernapasan dan tenggorokan, gejala difteri sering disebut menyerupai ISPA. Namun jika terserang difteri, penderitanya akan merasakan demam dan menggigil, sakit tenggorokan, suara serak, sulit bernapas, pembengkakan kelenjar limfe di leher, lemas, dan pilek yang mulanya cair menjadi kental hingga di beberapa kasus, dapat bercampur darah. Tak hanya itu, beberapa penderita difteri juga terserang di bagian kulit sehingga menyebabkan luka, seperti borok yang sembuh dalam beberapa bulan.
Ada Bercak Putih di Tenggorokan
Gejala yang menyerupai ISPA, kadangkala membuat bingung saat proses diagnosisnya. Tetapi yang sangat khas dari difteri adalah bercak putih di tenggorokan. Selaput putih keabu-abuan yang tebal merupakan salah satu ciri difteri.
Dapat Dicegah dan Disembuhkan
Walaupun difteri menjadi salah satu infeksi yang serius, namun wabah ini masih bisa dicegah melalui vaksin DTP. Vaksin tersebut meliputi difteri, tetanus, dan pertusis atau batuk rejan. Vaksin tersebut merupakan imunisasi wajib bagi anak-anak di Indonesia. Tak hanya bisa dicegah, difteri bisa disembuhkan jika penanganannya tidak terlambat. Di antaranya dengan cara perawatan dalam ruang isolasi di rumah sakit, obat antibiotik, dan antitoksin. Tentu, sebelum melalui rangkaian penyembuhan, diperlukan diagnosa medis.