JAKARTA, iNews.id - Satu atau dua di setiap 1.000 penduduk memiliki risiko terjangkit lupus, penyakit yang sembilan kali lebih sering menyerang perempuan dibandingkan laki-laki.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Jakarta Dr dr Iris Rengganis Sp.PD-KAI mengatakan, lupus eritematosus sistemik (LES) adalah penyakit autoimun yang melibatkan berbagai organ tubuh.
"Hingga saat ini, penyebab LES belum diketahui. Ada dugaan faktor genetik, infeksi dan lingkungan ikut berperan untuk mengembangkan LES," ujar Iris dalam acara Hari Ginjal Sedunia 2018 di Hotel Artotel, Thamrin, Jakarta, belum lama ini.
Dia mengungkapkan, para perempuan yang menderita lupus, umumnya terjadi pada usia produktif. Namun, lebih banyak menyerang perempuan, bukan berarti lupus hanya diderita perempuan.
Salah satu alasan mengapa lupus lebih banyak menyerang perempuan adalah faktor hormonal. "Faktor hormonal menjelaskan mengapa kaum perempuan lebih sering terkena penyakit LES dibandingkan laki-laki," ungkap Iris.
Meningkatnya angka pertumbuhan penyakit LES sebelum periode menstruasi atau selama masa kehamilan mendukung keyakinan bahwa hormon, khususnya estrogen menjadi pencetus penyakit autoimun ini.
"Akan tetapi hingga kini belum diketahui secara lengkap peran hormon apa saja yang menjadi penyebab prevalensi LES pada perempuan," paparnya.
Lalu bagaimana gejalanya? Dr Iris menerangkan, sebanyak 70 persen penderita lupus memiliki gejala pada kulit, yakni ruam, bercak merah, dan bersisik. "Beberapa memiliki malar klasik atau ruam berbentuk kupu-kupu," imbuhnya.
Kemudian gejala lain yang dikutip dari Mayo Clinic, antara lain kelelahan, demam, nyeri sendi, lesi di kulit karena paparan matahari, sesak napas, sakit dada, mata kering, sakit kepala, limbung, hingga hilang ingatan.
Penyakit ini juga menyerang semua organ tubuh termasuk darah, jantung, paru-paru, ginjal, neuropsikiatri, dan organ reproduksi. "Lupus dapat menyebabkan kerusakan ginjal yang serius, dan gagal ginjal adalah salah satu penyebab utama kematian di antara penderita lupus," tulis Mayo Clinic.
Apakah bisa dicegah? Iris mengatakan, mencegah lebih baik daripada mengobati. Karena salah satu dugaan penyebabnya adalah faktor genetik, Anda harus memastikan apakah keluarga Anda ada yang memiliki riwayat penyakit lupus.
Lalu, hal yang bisa dilakukan untuk mencegahnya adalah dengan melakukan pola hidup sehat, terutama menjaga pola makan sehat. "Makan makanan yang sehat, tidak merokok dan minum alkohol. Intinya diet makanan diperlukan dan melakukan pemeriksaan awal di laboratorium genetik," tandasnya.