JAKARTA, iNews.id - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merilis data hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Ini merupakan hasil survei skala nasional terkait angka kelahiran bayi dan ibu, angka total kelahiran, penggunaan kontrasepsi, serta kesehatan reproduksi bagi dewasa dan remaja.
Sigit Prihutomo, Plt Kepala BKKBN menjelaskan, di SDKI 2017 ini terjadi penurunan angka fertilitas total dari 2,6 anak per wanita pada SDKI 2012 menjadi 2,4 per wanita. Selain itu, terjadi peningkatan pada pemakaian kontrasepsi dari 62 persen (SKDI 2012) menjadi 64 persen.
"SDKI ini penting untuk melihat kemajuan program, apakah itu membaik atau berkurang dan hal apa yang memang harus diperbaiki lagi ke depannya. Hasil SDKI ini juga dapat menjadi pemacu pelaksanaan program ke arah yang lebih baik," kata Sigit saat Launching Hasil SDKI 2017 di Hotel Bidakara, Menteng, Jakarta, Selasa (9/10/2018).
Mengutip hasil SDKI 2017 melalui web yang baru saja di-launching, persentase wanita yang memakai alat kontrasepsi meningkat dari 50 persen (SDKI 1991) menjadi 64 persen di SDKI 2017. Sementara untuk pria, masih tergolong rendah.
Peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan BKKBN Dr Rina Herartri, MPS menjelaskan, angka persentase partisipasi pria dalam menggunakan alat kontrasepsi berada di sekitar tiga hingga empat persen.
Namun menurut penuturan Dr Rina, pria cenderung banyak menggunakan alat kontrasepsi jangka pendek atau kondom. Padahal, ada alat kontrasepsi jangka panjang dan lebih efektif digunakan, yaitu vasektomi yang tingkat pemakaiannya masih rendah.