JAKARTA, iNews.id - Stunting masih menjadi permasalahan pangan pada anak di Indonesia. Padahal, anak yang sehat dan cerdas merupakan cerminan dari kemajuan bangsa. Itulah mengapa kesehatan dan pendidikan anak usia dini menjadi pilar penting dalam menentukan tumbuh kembang dan kualitas hidup anak.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, angka stunting di Indonesia masih mencapai 30,8 persen. Sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam menjamin pemenuhan hak tumbuh kembang anak usia dini, ada Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI).
PAUD HI dinilai sebagai upaya pemenuhan kebutuhan esensial anak yang mencakup layanan pendidikan, kesehatan, gizi, perawatan, pengasuhan, perlindungan, dan kesejahteraan anak.
Namun sayangnya hingga saat ini, penerapan PAUD HI belum diadopsi dengan cakupan yang luas. Sehingga diperlukan peningkatan kapasitas tenaga pendidik dalam hal kesehatan, gizi, dan pengasuhan adalah fondasi yang perlu terlebih dahulu dilakukan untuk mengoptimalkan layanan satuan PAUD.
Melalui program prioritas Early Childhood Care, Nutrition and Education (ECCNE) atau Program Anakku Sehat dan Cerdas, SEAMEO RECFON, Pusat Kajian Pangan dan Gizi Regional Universitas Indonesia, telah melakukan pendampingan di beberapa daerah. Di antaranya Kabupaten Malang, Sambas, dan lokasi paska bencana di Lombok Timur dalam upaya peningkatan tumbuh kembang anak usia dini.