JAKARTA, iNews.id - Semua ayat dalam Al Quran juga memiliki keutamaan, tak terkecuali 2 ayat terakhir Surat Al Baqarah yakni ayat 285 dan 286. Al Quran merupakan salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW yang menjadi pedoman hidup bagi umat Islam.
Membaca Al Quran selain bernilai pahala, juga bisa menjadi penawar atau obat kesusahan. Mereka yang mendengar ayat-ayat Al Quran akan semakin bertambah imannya.
Dalam salah satu riwayat disebutkan bahwa 2 ayat terakhir Surat Al Baqarah merupakan anugerah Nabi Muhammad dari Allah SWT yang tidak pernah diberikan kepada para nabi sebelumnya.
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أُعْطِيتُ خَوَاتِيمَ سُورَةِ الْبَقَرَةِ مِنْ كَنْزٍ تَحْتَ الْعَرْشِ"
Dari Abu Zar yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: Aku dianugerahi ayat-ayat penutup surat Al-Baqarah dari perbendaharaan di bawah Arasy. (HR. Imam Ahmad)
1. Surat Al Baqarah Ayat 285
{آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنزلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ (285)
Latin: Aamana rasuulu bimaa unzila ilaihi min rabbihii wal mu'minuun kullun aamana billaahi wamalaaaikatihii wakutubihii warusulihi laa nufarriqu baina ahadin min rusulihii wa qaaluu sami'naa wa atha'naa ghufroonaka rabbanaa wa ilaikal mashiiir.
Artinya: Rasul telah beriman kepada Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan), "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya," dan mereka mengatakan, "Kami dengar dan kami taat." (Mereka berdoa), "Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepada Engkaulah tempat kembali."
2. Surat Al Baqarah Ayat 286:
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ (286) }
Latin: Laa yukallifullaahu nafsan illaa wus'ahaa lahaa maa kasabat wa 'alaihaa maktasabat. Rabbanaa laa tuahidznaa in nasiiinaa auw akhtha'naa rabbanaa walaa tahmil 'alainaa ishran kamaa hamaltahuu 'ala ladziina min qablinaaa. Rabbanaa walaa tuhammilnaa maalaa thooqata lanaa bih. Wa'fu 'annaa waghfir lanaaa war hamnaa anta maulaanaa fanshurnaaa 'alal qoumil kaafiriin.
Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebaikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa), "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."