JAKARTA, iNews.id - Ada 5 mimpi buang air besar menurut Islam yang menarik untuk diulas. Setiap orang pasti pernah mimpi dalam tidurnya. Banyak juga yang bertanya dan menafsikan mimpi tersebut.
Dalam ajaran Islam, mimpi dikelompokkan dalam tiga kategori. Pertama, mimpi yang datangnya dari Allah dalam hal ini wahyu yang dialami para Nabi. Kedua, mimpi karena bawaan seseorang sebelum tidur, dan ketiga, mimpi menyedihkan yang datangnya dari setan.
Ketiga kategori mimpi itu disebutkan dalam hadits Nabi SAW
وَالرُّؤْيَا ثَلَاثٌ، الحَسَنَةُ بُشْرَى مِنَ اللَّهِ، وَالرُّؤْيَا يُحَدِّثُ الرَّجُلُ بِهَا نَفْسَهُ، وَالرُّؤْيَا تَحْزِينٌ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ رُؤْيَا يَكْرَهُهَا فَلَا يُحَدِّثْ بِهَا أَحَدًا وَلْيَقُمْ فَلْيُصَلِّ
“Mimpi itu ada tiga. Mimpi baik yang merupakan kabar gembira dari Allah, mimpi karena bawaan pikiran seseorang (ketika terjaga), dan mimpi menyedihkan yang datang dari setan. Jika kalian mimpi sesuatu yang tak kalian senangi, maka jangan kalian ceritakan pada siapa pun, berdirilah dan shalatlah!” (HR Muslim).
Dilansir dari laman uninus.ac.id, berdasarkan hadits di atas dapat dipahami bahwa tidak semua mimpi yang dialami oleh seseorang dapat dijadikan sebagai petunjuk, sebab ada kemungkinan mimpi yang dialami bukan berasal dari petunjuk Allah, tapi karena bisikan setan atau tersibukkannya seseorang dalam memikirkan suatu objek tertentu hingga objek itu terbawa dalam mimpinya.
Mimpi yang dapat dijadikan pijakan adalah mimpi yang betul-betul berasal dari petunjuk Allah SWT, sebagaimana dijelaskan dalam Alquran, Surat Yunus ayat 64. Allah SWT berfirman:
لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ
Artinya: Bagi mereka berita gembira dalam kehidupan dunia dan di akhirat” (QS Yunus: 64).
Makna berita gembira dalam ayat tersebut adalah mimpi baik yang dialami oleh seorang Muslim. Dalam salah satu Hadits, makna ayat di atas dijelaskan:
هِيَ الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ، يَرَاهَا الْمُسْلِمُ، أَوْ تُرَى لَهُ
“Yang dimaksud kegembiraan dalam ayat di atas adalah mimpi yang baik yang terlihat oleh orang Muslim atau yang diperlihatkan padanya” (HR Ibnu Majah).
Sebaliknya, bila mimpi yang dilihatnya itu tidak baik hendaknya tidak diceritakan ke orang lain dan berlindung kepada Allah dari mimpi buruk tersebut sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: {لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ} قَالَ: "الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ يُبَشَّرُهَا الْمُؤْمِنُ، هِيَ جُزْءٌ مِنْ تِسْعَةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ، فَمَنْ رَأَى [ذَلِكَ] فَلْيُخْبِرْ بِهَا، وَمَنْ رَأَى سِوَى ذَلِكَ فَإِنَّمَا هُوَ مِنَ الشَّيْطَانِ ليَحْزُنه، فَلْيَنْفُثْ عَنْ يَسَارِهِ ثَلَاثًا، وَلِيُكَبِّرْ وَلَا يُخْبِرْ بِهَا أَحَدًا"
Artinya: Dari Abdullah ibnu Amr, dari Rasulullah Saw. Disebutkan bahwa Rasulullah Saw. membacakan firman-Nya: Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia (Yunus: 64) Lalu beliau Saw. bersabda: Mimpi yang baik yang disampaikan kepada seorang mukmin sebagai berita gembira baginya adalah suatu bagian dari empat puluh sembilan bagian dari kenabian. Maka barang siapa yang melihat hal itu dalam mimpinya, hendaklah ia menceritakannya. Dan barang siapa yang melihat selain itu, maka sesungguhnya hal itu hanyalah dari setan dengan maksud untuk membuatnya bersedih hati. Untuk itu hendaklah ia meludah ke arah kirinya sebanyak tiga kali seraya bertakbir, dan janganlah ia menceritakan hal itu kepada seorang pun.