JAKARTA, iNews.id - Kepergian sastrawan Ajip Rosidi pada Rabu 29 Juli 2020, meninggalkan sejuta kenangan bagi keluarga dan para penggemarnya. Karya dia yang akan terus dikenang adalah koleksi puisi yang menyentuh.
Berikut iNews.id kumpulkan sejumlah puisi karya Ajip Rosidi yang melegenda dari berbagai sumber, Kamis (30/7/2020).
1. Lagu Kerinduan
Wajahmu antara batang kelapa langsing
Menebar senyum dan matamu menjadikan daku burung piaraan
Semua hanya bayangan kerinduan: kau yang nun entah di mana
Mengikuti setiap langkahku, biarpun ke mana
Kujalani kelengangan hari
Sepanjang pagar bayangan: wajahmu menanti
Langkah kuhentikan dan kulihat
Hanya senyummu memenuhi jagat
2. Ingat Aku Dalam Doamu
Ingat aku dalam do'amu: di depan makam Ibrahim
akan dikabulkan Yang Maha Rahim
Hidupku di dunia ini, di alam akhir nanti
Lindungi dengan rahmat, limpahi dengan kurnia Gusti
Ingat aku dalam do'amu: di depan makam Ibrahim
di dalam solatmu, dalam sadarmu, dalam mimpimu
Setiap tarikan nafasku, pun waktu menghembuskannya
Jadilah berkah, semata limpahan rido Illahi
Ya Robbi!
Biarkan kasih-Mu mengalir abadi
Ingat aku dalam do'a-Mu
Ingat aku dalam firman-Mu
Ingat aku dalam diam-Mu
Ingat aku
Ingat
Amin
3. Penyair
Versi pertama:
Adapun penyair lahir
Membangkitkan kematian para penyihir
Lalu dengan mantra kata-kata
Menjelmakan kehidupan manusia
Menyanyikan kelahiran cinta
atau menangisi kematian bunda
Melagukan kesia-siaan rindu, kau pun tahu
Segala yang beralamat duka
Versi kedua:
Siapa menjelajahi pagi
Mendapat pertama sinar mentari
Lagu kunyanyikan kini
akan dimengerti nanti
Lagu kusajakkan kini
Suara lubuk hati
yang selalu sunyi
semuanya nanar
4. Dukaku yang Risau
Berjalan, berjalan selagi di diri duka
Bernapas lega menemu perempuan
Kami berpandangan: lantas tahu
Segalanya tinggal masa kenangan
Kami berjalan memutar danau
Namun kutahu: dukaku yang risau
Takkan mendapatkan pelabuhan aman
Kecuali dalam pelukan penghabisan
Kupandang matanya:
Tak kukenal siapa pun juga
Didindingi kabut samar
5. Hamlet
Yang was-was selalu, itulah aku
Yang gamang selalu, akulah itu
Ya Hamlet kusuka: Dialah gambaran jiwaku
Yang selalu was-was dalam ragu. Membiarkan kau
Mengembara dalam mimpi yang risau
Kutemukan pada Oliver, kegamangan falsafi
Dunia yang muram dan masa depan yang suram
Tapi kulihat kecerahan intelegensi
Seorang muda yang terlalu dekat kepada alam
Hamlet. Hamletku, ia datang kepadamu
Menatap fana atas segala yang kujamah: Tahu
Bahwa hidup melangkah atas ketidak pastian
Yang terkadang menentukan Kepastian
Aku pasrah