BANDUNG, iNews.id - Sebuah karya seni bagus terkadang tak luput dari plagiarisme. Alih-alih menghargai jerih payah penciptanya, oknum ini lebih memilih cara instan untuk memperoleh keuntungan.
Berawal dari pengalaman yang tidak mengenakan, kumpulan desainer Indonesia yang bernama SEDABS mengampanyekan antiplagiarisme di 23 Fashion District. Mereka berharap kasus ini tak terjadi lagi dan melecut para desainer mode menciptakan karya yang orisinil.
"Kami dari SEDABS ingin mengampanyekan antiplagiarisme agar tidak terjadi lagi. Hal ini dialami sendiri oleh kami, di mana desain dibajak atau diplagiat sama persis dan dijual dengan nama brand lain," ujar Aldre, salah satu dari enam desainer yang tergabung di SEDABS saat di 23 Fashion District di 23 Paskal Shopping Centre Bandung, Sabtu 8 September 2018.
Rasa kecewa dan sakit hati tentunya didapat dari para desainer ketika karya yang mereka buat diplagiat orang lain. Dengan adanya momen ini, mereka ingin menyuarakan kepada semua desainer mode agar percaya diri dengan karya mereka dan menghargai orisinalitas dalam membuat desain.
Saat peragaan, SEDABS menampilkan visual mencolok dengan tulisan There's thin line between copying and inspired. It is called dignity. Dalam pesan itu mereka ingin mengatakan bahwa seorang desainer harus memiliki harga diri dan enggan untuk memplagiat karya yang sudah ada.
Dan, diakhir peragaan screen menampilkan tulisan-tulisan seperti Plagiarism isnt cool, Find your own style, dan we are originals. Kampanye ini tentunya sangat pas, terlebih Indonesian Fashion Chamber (IFC) tengah mengangkat produk Indonesia agar menjadi tuan rumah sendiri, sekaligus tak kalah saing dengan produk asing.