JAKARTA, iNews.id – Tak banyak yang tahu kalau sepatu sneakers sudah eksis di Indonesia sejak era 1980-an. Bahkan pembuatan sepatu yang masih digilai anak muda zaman sekarang ini dulunya berlokasi di Semarang.
Salah satu sepatu sneakers yang paling digandrungi anak muda sejak zaman dahulu adalah Loggo. Merek sepatu asal Semarang ini telah hadir sejak 1981, bahkan tetap menjadi salah satu ikon dalam dunia sepatu Indonesia.
Dibuat sejak 1981, namun tren anak-anak muda memakai sneakres baru booming pada era 90-an dan awal 2000-an. Tahun ini menjadi masa kejayaan sepatu sneakers yang dipakai hampir semua anak-anak ke sekolah.
Namun sering dengan perkembangan dunia mode, model sepatu yang tren pun ikut siliuh berganti. CEO Loggo, Robin S mengatakan di tengah lonjakan tren sepatu masa kini harus ada inovasi atau kreativitas yang membuat anak muda kembali menyukai sneakres buatan dalam negeri.
Tidak hanya berfokus pada perkembangan desain, sepatu sneakres Loggo juga memiliki perhatian khusus terhadap nilai budaya. Kolaborasi dengan seniman jalanan Yogahya adalah bukti konkret dari komitmen Loggo dalam melestarikan budaya lokal.
“Tema kebudayaan Jawa yang diusung oleh kolaborasi ini tak hanya terlihat pada desain, tetapi juga memberikan pesan penting tentang pentingnya melestarikan identitas budaya di tengah arus globalisasi,” kata Robin, Jumat (18/8/2023).
Koleksi khusus hasil kolaborasi ini terdiri dari berbagai jenis sandal slide dengan desain removable patch yang unik. Setiap desain memiliki sentuhan kebudayaan Jawa yang kuat, menghadirkan nuansa tradisional yang harmonis dengan kekinian. Melalui kolaborasi ini, Loggo sekaligus mengingatkan masyarakat untuk selalu mencintai dan menjaga nilai-nilai budaya, serta tetap mengenang akar budaya di tengah era modern.
“Kami ingin membuktikan diri sebagai sneakres buatan dalam negeri yang tak hanya mampu bertahan, tetapi juga tumbuh dalam menghadapi perubahan zaman. Keberadaannya tidak hanya sebagai sepatu, tetapi juga sebagai perekam sejarah dalam setiap langkah anak-anak sekolah dan masyarakat Indonesia,” katanya.