JAKARTA, iNews.id – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara atau ASEAN yang memiliki kereta cepat. Proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) ditargetkan beroperasi pertengahan tahun depan.
“Suatu kebanggaan bahwa Indonesia adalah negara pertama di Asia Tenggarar yang memiliki kereta cepat,” kata dia dalam keterangannya saat meninjau proyek pembangunan KCJB jelang kunjungan Presiden RI Joko Widodo bersama Presiden China, Xi Jinping, pada November mendatang, dikutip Minggu (2/10/2022).
Menhub menuturkan, hal yang menjadi fokus utama penyelesaian KCJB dari Stasiun Halim-Stasiun Karawang-Stasiun Padalarang-Stasiun dan Depo Tegalluar adalah dari Stasiun Halim Jakarta sampai dengan Stasiun Padalarang.
Menurutnya, Stasiun Padalarang akan menjadi stasiun perjumpaan antara kereta cepat dengan kereta feeder KCJB yang akan menuju Stasiun Bandung.
“Kita targetkan perjalanan kereta cepat dari Jakarta ke Bandung akan menempuh waktu 52 menit. Dari Jakarta ke Padalarang 30 menit dan dari Padalarang ke Bandung (menggunakan kereta feeder) 22 menit,” ujarnya.
Sebelum meninjau proyek KCJB, Menhub juga meninjau Stasiun Padalarang yang tengah dilakukan sejumlah pembangunan prasarana perkeretaapian untuk memperlancar perjalanan kereta feeder KCJB dari Stasiun Padalarang–Stasiun Cimahi–Stasiun Bandung.
Pemerintah tengah melakukan sejumlah pembangunan penataan rel (emplasemen) di stasiun-stasiun antara Padalarang–Bandung, dan penanganan perlintasan sebidang dengan membangun flyover dan jembatan penyeberangan orang di tiga titik, yaitu di Ciroyom, Cimindi dan Pusdikpom, Cimahi.
Selain untuk kereta feeder KCJB, jalur Stasiun Padalarang ke Stasiun Bandung yang merupakan kawasan heritage ini juga akan dilalui kereta api lokal Bandung Raya yang dioperasikan PT KAI Commuter. Adapun jalur KA Padalarang-Bandung melewati sejumlah stasiun, sepertiStasiun Gadobangkong, Stasiun Cimahi, Stasiun Cimindi, Stasiun Andir, Stasiun Ciroyom, dan Stasiun Bandung.
Pembangunan infrastruktur KCJB dilakukan dalam rangka menciptakan sistem transportasi yang lebih cepat, efisien, ramah lingkungan, dan juga terintegrasi dengan moda transportasi lainnya. Dengan penggunaan teknologi yang tinggi diharapkan terjadi transfer/alih pengetahuan dan teknologi yang dapat meningkatkan kualitas SDM nasional dan juga membuka banyak lapangan pekerjaan.
Berdasarkan data PT KCIC, progres proyek KCJB hingga saat ini sudah mencapai 86 persen. Proyek ini akan dilakukan ujicoba pada Maret 2022 dan beroperasi pada Juni 2023.