AGAM, iNews.id - Akses menuju Desa Malala, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, benar-benar terputus. Hujan yang turun tanpa jeda membuat badan jalan berubah licin dan berlumpur. Di beberapa titik, sisa material longsor masih menutup separuh ruas, memaksa kendaraan berhenti dan berbalik arah. Tak ada mobil biasa yang sanggup melintas.
Untuk menjangkau wilayah terdampak, tim kemanusiaan JHL Group bersama Ormas 234 SC dan Yayasan JHL Merah Putih Kasih (JHL Foundation) memilih jalur offroad. Distribusi bantuan ini mendapat dukungan Indonesia Offroad Federation (IOF) Bukittinggi. Konvoi berhasil mencapai lokasi pada Jumat (19/12/2025).
Bantuan yang disalurkan mencakup air bersih, obat-obatan, sembako, tas sekolah, kasur lipat, pakaian baru, kompor, mainan anak, serta gas elpiji 3 kilogram lengkap dengan regulator. Logistik ini diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan dasar warga yang terisolasi sejak bencana melanda. Anggota IOF Bukittinggi, Hengki, mengatakan kondisi jalur menuju Desa Malala memang tidak ramah bagi kendaraan biasa. “Medannya licin dan berat. Tapi mobil offroad memang disiapkan untuk kondisi seperti ini,” ujarnya di sela proses distribusi.
Ketua Yayasan JHL Merah Putih Kasih, Marisi Panggabean, mengatakan kehadiran langsung di lokasi terdampak menjadi bagian penting dari misi kemanusiaan ini. “Kami berharap bantuan ini bisa meringankan beban warga dan membantu pemulihan awal pascabencana,” katanya. Melalui misi ini, JHL Foundation menegaskan komitmennya menjangkau wilayah-wilayah yang masih terisolasi, memastikan bantuan tetap sampai meski akses darat terputus dan medan yang dihadapi tidak mudah.
Deru mesin kendaraan berpenggerak empat roda memecah sunyi, perlahan menanjak di jalan tanah yang labil, sesekali tergelincir sebelum kembali mencengkeram permukaan. Konvoi offroad membawa logistik bantuan menembus jalur rusak menuju lokasi pengungsian warga. Di kanan kiri jalan, genangan air dan bekas aliran lumpur masih tampak jelas, menyisakan jejak betapa beratnya medan yang dilalui. Medan ekstrem menjadi tantangan utama. Hujan membuat tanah semakin lunak, sementara beberapa tanjakan curam harus dilewati dengan kecepatan rendah. Di titik tertentu, relawan turun dari kendaraan untuk memastikan jalur aman sebelum konvoi melanjutkan perjalanan.
FOTO-FOTO: Dok JHL Group.