BEKASI, iNews.id — Siapa sangka, di balik kesibukannya sebagai fotografer profesional, Jefri Tarigan justru menemukan peluang baru yang kini menjadi salah satu sumber penghasilan utama: budidaya ikan lele. Mengelola 35 kolam lele di peternakan kawasan Bintara, Bekasi, Jawa Barat, pria yang akrab disapa Jefta ini membuktikan bahwa bisnis ikan lele bisa menjadi ladang emas jika dikelola dengan serius.
Berawal dari ketertarikannya melihat tingginya permintaan pasar terhadap ikan lele segar, ia memutuskan untuk turun langsung ke dunia perikanan. Tanpa latar belakang sebagai petani atau pembudidaya, ia memulai usahanya dengan sistem konvensional di peternakan yang diberi nama Tigan Farm. Kini, ia tengah bersiap mengembangkan budidaya lele sistem bioflok demi meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas hasil panen.
“Saya melihat potensi lele luar biasa. Pasarnya luas, dan tidak pernah sepi,” ujarnya.
Di Tigan Farm, Jefta mampu memanen 100 kilogram lele setiap minggu, dengan harga jual rata-rata Rp23.000 per kilogram. Dengan angka tersebut, ia bisa meraih omzet sekitar Rp2,3 juta per minggu hanya dari penjualan ikan lele konsumsi. Ia mengaku tertarik mengembangkan sistem budidaya lele modern, terutama bioflok, untuk menghemat air dan meningkatkan kepadatan tebar.
Tak hanya fokus pada hasil, Jefri juga mulai mendokumentasikan proses budidaya melalui media sosial. “Sebagai fotografer, saya merasa penting untuk membagikan cerita di balik kolam. Ini juga bisa jadi edukasi untuk orang lain,” katanya.
Langkah Jefri Tarigan ini menjadi inspirasi bagi banyak orang, khususnya generasi muda, bahwa usaha ternak lele bukan hanya milik petani tradisional, tetapi juga bisa menjadi pilihan wirausaha modern yang menjanjikan. Terlebih di tengah tren urban farming dan meningkatnya permintaan akan produk protein hewani yang terjangkau.