Kisah Tarakan Field di Kalimantan Utara

Antara

TARAKAN, iNews.id - Dikenal sebagai Bumi Paguntaka, Kota Tarakan yang berada di Provinsi Kalimantan Utara memiliki wilayah seluas 657,33 km2 dengan jumlah penduduk mencapai 244.185 jiwa. Tarakan merupakan satu-satunya kota yang berada di ujung utara Pulau Kalimantan dengan mobilitas tertinggi di antara daerah-daerah lain di wilayah Kalimantan Utara.

Perwira Pertamina memeriksa Stasiun Pengumpul (SP) 02 di Kelurahan Kampung Enam, Tarakan, Kalimantan Utara

Kata Tarakan berasal dari Bahasa Tidung yang artinya tempat singgah (tarak) dan makan (ngakan). Jadi, Tarakan memiliki makna sebagai tempat persinggahan, istirahat, dan melakukan barter bagi nelayan-nelayan dari kerajaan Tidung. Letak dan posisinya yang strategis serta melimpahnya sumber daya alam khususnya minyak bumi membuat kota Tarakan menjadi incaran bangsa-bangsa Eropa dan Asia sejak dulu kala. Melimpahnya produksi minyak di Tarakan menjadi penyebab perseteruan pemerintah kolonial Hindia Belanda dan Jepang. Mereka saling berebut memilikinya.

Perwira Pertamina memeriksa Stasiun Pengumpul (SP) 02 di Kelurahan Kampung Enam, Tarakan, Kalimantan Utara.

Tarakan dikenal sebagai penghasil minyak berkualitas tinggi dan murni (world purest oil). Konon kapal-kapal besar bisa langsung memasukkan minyak ke dalam tangki sehingga keberadaan industri minyak di Kota Tarakan pun menjadi salah satu pemicu Perang Dunia II di Asia Pasifik. Jika ditilik lebih jauh ke belakang, Kota Tarakan memiliki jejak guratan sejarah yang cukup panjang. 

Foto udara wash tank yang terkena bom Jepang saat Perang Dunia II di Tarakan, Kalimantan Utara.

Pada tahun 1897, sebuah perusahaan dagang Belanda dengan nama Nederlandsch-Indische Industrie- & Handel-Maatschappij (NIHM) menemukan adanya sumber minyak. Delapan tahun lamanya NIHM menguasai wilayah Tarakan. Berbagai kegiatan dilakukan seperti eksplorasi, pengelolaan dan eksploitasi minyak. 

Perwira Pertamina memeriksa sumur PAM-0835 di Tarakan, Kalimantan Utara.

Selanjutnya, Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM) menggantikannya pada rentang tahun 1905 hingga 1942. Sejak saat itu, pemerintah Hindia Belanda menjadikan Kota Tarakan sebagai kota penting. Yakni dengan membangun 700 sumur minyak dan berhasil memproduksi hingga mencapai 350.000 barel minyak per bulan. Bahkan mampu memproduksi 6 juta barel per tahun. Kehadiran Jepang di Indonesia untuk pertama kali pada era Perang dunia II pada tahun 1942 -1945 khususnya di wilayah Tarakan menandai berakhirnya pengolahan dan eksploitasi minyak oleh perusahaan dagang asal Belanda, BPM. 

Editor : Yudistiro Pranoto
Artikel Terkait
Photo
1 tahun lalu

Upaya Pertamina EP Prabumulih Field Dorong Produksi Migas

Photo
2 tahun lalu

Penerapan K3 Produksi Migas Berkelanjutan di Pertamina EP Jatibarang Field

Photo
2 tahun lalu

Pertamina EP dan SKK Migas Tanam Bibit Mangrove di Pesisir Cirebon

Photo
2 tahun lalu

Kegigihan Pekerja Memadamkan Api dalam Lomba Fire Combat

Photo
2 tahun lalu

Berdaya dan Mandiri dalam Kokolomboi Lestari

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal