Riset Kuantitatif Berkontribusi bagi Pengembangan Peran Agama

Antara

JAKARTA, iNews.id - Isu-isu keagamaan tidak harus selalu dibawa ke wilayah keimanan yang bersifat eksklusif dan antikritik. Namun perlu didialogkan secara terbuka dengan fakta-fakta dari temuan penelitian. Dengan begitu apa yang kita namakan isu agama pada saat bersamaan juga menjadi isu keilmuan. Sehingga setiap orang dari berbagai disiplin ilmu dapat berpartisipasi memberi kontribusi secara positif bagi pengembangan peran agama, tidak harus tokoh agama. 

Demikian rangkuman pendapat dari beberapa pakar dalam diskusi bedah buku menjelang berbuka puasa di Center for the Study of Religion and Culture (CSRC), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, kemarin (11 April 2023), yang dihadiri oleh para dosen, peneliti, dan mahasiswa UIN Jakarta. Buku yang dibedah merupakan karya Ahmad Gaus berjudul “Era Ketika Agama Menjadi Warisan Kultural Milik Bersama: Sembilan Pemikiran Denny JA Soal Agama di Era Google.” Tampak dalam acara tersebut Dr. Idris Hemay (Direktur CSRC UIN Jakarta), Dr. Yenny Ratnayuningsih, Dr. Irfan Abu Bakar, Dr. Faisal Nurdin, ketiganya akademisi dari UIN Jakarta.

Menurut Idris, riset-riset kuantitatif atas fenomena agama saat ini semakin penting dilakukan untuk proses pendewasaan hidup beragama. Karena dalam beberapa waktu belakangan muncul tendensi kegairahan beragama yang meningkat tajam namun lebih mengedepankan sikap emosional ketimbang sikap rasional. 

Ditambahkan, apa yang dilakukan Denny JA dengan menampilkan data-data yang buram dalam kehidupan agama, sejatinya bukan sekadar data tetapi seruan untuk berbuat sesuatu berdasarkan data itu. Misalnya, data bahwa di negara-negara yang masyarakatnya menganggap agama itu sangat penting justru tingkat korupsinya sangat tinggi, indeks pembangunan manusianya sangat buruk, tingkat kesejahteraan rakyatnya sangat rendah.

“Hasil riset seperti ini kan sebenarnya penting, pertama untuk introspeksi apa yang salah dengan cara beragama kita selama ini, dan kedua penting bagi pengembangan peran agama itu sendiri di masyarakat,” jelas Idris.
Sementara itu Irfan Abu Bakar menambahkan bahwa tidak ada masalah ilmuwan sosial seperti Denny JA memasuki wilayah agama yang selama ini seakan hanya monopoli para ulama dan sarjana UIN. Terlebih lagi, ujarnya, Denny JA membawa pendekatan baru studi agama melalui pendekatan kuantitatif. 

Editor : Yudistiro Pranoto
Artikel Terkait
Photo
8 bulan lalu

Pemikiran Denny JA Soal Spiritualitas Masuk Kampus

Photo
10 bulan lalu

Bedah Teori Denny JA dan Pembangunan Berkelanjutan

Photo
10 bulan lalu

Teori Baru Hubungkan Sosiologi Agama dengan Revolusi AI

Photo
10 bulan lalu

Teori Denny JA tentang Agama di Era AI Mulai Diajarkan di Kampus

Photo
10 bulan lalu

Deretan Tokoh Sastra Berpengaruh di Mata AI

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal