JAKARTA, iNEWS.ID - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Indonesia terkait keterlibatan perusahaan dalam kasus dugaan korupsi tata kelola ekspor-impor minyak mentah dan produk kilang.
Simon Aloysius dalam konferensi pers di Kantor Pertamina, Jakarta Pusat, pada kemarin mengatakan, kasus tersebut memukul pihaknya dan menjadi peristiwa yang menyedihkan di perseroan. Kasus korupsi Rp193,7 triliun ini juga menjadi salah satu ujian besar yang dihadapi oleh Pertamina.
Simon menegaskan komitmen perusahaan untuk meningkatkan transparansi dalam tata kelola ekspor-impor minyak mentah dan BBM, sebagai bentuk tanggung jawab.
Pertamina juga mengapresiasi penindakan hukum yang dilakukan Kejaksaan Agung, atas dugaan pelanggaran hukum oleh anak perusahaannya terkait tata kelola impor minyak mentah, dan produk kilang pada tahun 2018-2023. Pertamina siap membantu Kejagung untuk memastikan proses hukum berjalan sesuai dengan ketentuan.
Simon juga membagikan nomor kontak pribadinya untuk menerima laporan dari masyarakat terkait permasalahan bahan bakar minyak di lapangan, yakni nomor 0814-1708-1945. Setiap laporan yang masuk dari masyarakat akan segera ditindaklanjuti oleh Pertamina.
Simon juga mengatakan, kejadia ini menjadi momen bagi pihakya yang akan membenahi diri dan memperbaiki diri. Dia menekankan, di dalam Pertamina juga masih banyak insan-insan yang merah putih, yang begitu besar cintanya kepada bangsa dan negara.