GAZA, iNews.id - Di tengah kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina, situasi di Jalur Gaza masih jauh dari kata damai. Sejumlah laporan media internasional dan kesaksian warga setempat mengungkap bahwa pasukan Israel masih melakukan serangan terbatas dan penembakan di beberapa wilayah utara Gaza.
Serangan tersebut kembali menewaskan sejumlah warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, yang saat itu tengah berusaha mencari air dan makanan di tengah krisis kemanusiaan yang belum mereda. Aksi kekerasan ini menimbulkan kepanikan di kalangan penduduk dan memperburuk kondisi pengungsian yang sudah sangat memprihatinkan.
Komunitas internasional segera mengecam pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata itu. Sejumlah negara dan lembaga kemanusiaan mendesak Israel agar menghentikan segala bentuk serangan dan mematuhi komitmen damai secara penuh.
Namun hingga kini, situasi di lapangan tetap mencekam. Suara tembakan dan ledakan masih terdengar di beberapa titik, sementara akses bantuan kemanusiaan masih sangat terbatas. Banyak warga Gaza mengaku merasa bahwa gencatan senjata hanyalah “jeda semu” di tengah penderitaan panjang akibat blokade dan serangan militer yang terus berlanjut.
Kondisi ini kembali memunculkan pertanyaan besar dari dunia internasional tentang komitmen kemanusiaan dan penegakan hukum internasional di wilayah konflik tersebut. Banyak pihak menilai, tanpa langkah konkret dan pengawasan tegas, gencatan senjata hanya akan menjadi janji kosong tanpa menghentikan penderitaan warga sipil Gaza.