Kelompok militan berperang melawan pemerintah untuk menuntut kemerdekaan. Secara budaya, kelompok di Thailand selatan ini didominasi suku Melayu dan penganut Islam.
Hingga saat ini belum ada tanda-tanda konflik mereda. Serangan tak hanya memakan korban dari simbol negara dan pasukan keamanan, namun warga sipil termasuk komunitas umat Islam dan Budha yang kerap terjebak dalam baku tembak.
Seorang pengamat Don Pathan mengatakan, serangan terakhir ini menandai upaya terkoordinasi yang lebih besar dilihat dari kerusakan dan jumlah korbannya.
"Ini merupakan pengingat bahwa mereka masih di sini," kata Pathan.
Kelompok militan menuduh pemerintah Thailand memaksakan penerapan budaya mereka yang berbeda, termasuk dalam hal keagamaan.
Kekerasan terakhir ini juga terjadi beberapa bulan setelah tewasnya seorang pria muslim, Abdulloh Esormusor, saat diinterogasi di pusat penahanan Thailand yang terkenal kejam.
Para tersangka secara dibawa untuk diinterogasi dan ditahan di bawah undang-undang darurat di pusat-pusat penahanan di mana kelompok-kelompok HAM menyebut adanya penyiksaan.
Beberapa hari setelah penahanan Abdulloh, empat orang tewas dalam serangan tengah malam terhadap pos militer, memicu operasi pembalasan.