"Saya jamin, Anda akan menyesal ikut serta dalam kekacauan ini," kata Starmer.
Dia geram dengan menyebut para pelaku kerusuhan dari sayap kanan sebagai preman.
"Tidak ada pembenaran bagi premanisme sayap kanan yang telah menyebabkan serangan terhadap masjid, Muslim, dan etnis minoritas," ujarnya.
Dia menegaskan semua orang punya hak untuk merasa aman, namun komunitas Muslim dan masjid justru menjadi sasaran dan serangan.
Pejabat kepolisian Inggris mengatakan, demonstrasi diorganisasi secara online oleh kelompok sayap kanan. Mereka menggunakan beberapa istilah seperti "Cukup Sudah "Selamatkan Anak-Anak Kita" dan "Hentikan Perahu".
Mereka juga menggunakan narasi yang biasa digunakan media serta aktivis sayap kanan tentang skala imigran menuju Inggris, khususnya pengungsi yang tiba dengan perahu kecil dari Prancis menyeberangi Selat Inggris.
Kepolisian pada Sabtu lalu menyatakan, lebih dari 150 orang ditangkap menyusul kerusuhan di Liverpool, Manchester, Bristol, Blackpool, dan Hull, serta Belfast di Irlandia Utara.
Padahal para pengamat berulang kali menegaskan, penyebaran informasi hoaks serta menguatnya retorika xenofobia mengenai imigran dan komunitas minoritas di Inggris bisa memicu pecahnya kerusuhan.