JAKARTA, iNews.id - Pasukan Israel menyerbu kepal misi kemanusiaan Gaza, Freedom Flotilla Coalition (FFC) di periaran internasional, Senin (9/6/2025). Kapal tersebut membawa misi untuk berupaya membongkar blokade Israel terhadap Gaza.
Kapal bernama Madleen itu membawa bantuan kemanusiaan sekaligus dinaiki oleh 11 aktivis internasional, termasuk figur terkenal seperti Greta Thunberg, serta seorang jurnalis Al Jazeera.
Kapal Madleen diserbu oleh pasukan Israel saat masih berada di perairan internasional, bukan di wilayah yurisdiksi Israel. Hal ini menimbulkan kecaman dan kekhawatiran luas terhadap pelanggaran hukum internasional dan hak atas pelayaran bebas.
Menurut pernyataan resmi FFC, pasukan Israel memasuki kapal secara paksa dan menangkap seluruh penumpang.
Dalam kapal tersebut terdapat 12 orang, terdiri dari 11 aktivis dan 1 jurnalis. Mereka berasal dari berbagai negara.
Mereka adalah aktivis iklim Swedia Greta Thunberg; anggota parlemen Eropa keturunan Prancis-Palestina Rima Hassan; aktivis Jerman Yasemin Acar; aktivis Prancis yakni Baptiste Andre, Pascal Maurieras, Yanis Mhamdi, dan Reva Viard; aktivis Brasil Thiago Avila; Suayb Ordu; aktivis Spanyol Sergio Toribio; aktivis Belanda Marco van Rennes; serta jurnalis Al Jazeera Omar Faiad yang juga berkewarganegaraan Prancis.
Sebelum serbuan terjadi, FFC melaporkan bahwa pasukan Israel mengepung kapal dan menggunakan drone yang menyemprot zat menyerupai cat putih. Komunikasi kapal pun terputus, dan suara-suara mengganggu diputar melalui frekuensi radio.
Aktivis asal Turki, Suayb Ordu, mengungkap dalam video sebelum kejadian bahwa pasukan Israel mengancam akan menembaki kapal jika tidak menghentikan pelayaran.