5 Fakta Terbaru Kebakaran Los Angeles, Luas Lahan yang Ludes hingga Kerugian Fantastis

Anton Suhartono
Fakta-fakta terbaru kebakaran Los Angeles hingga Senin (13/1), di antaranya korban tewas bertambah menjadi 24 orang (Foto: AP)

4. Otoritas Selidiki Utilitas Listrik jadi Penyebab Kebakaran

Otoritas Los Angeles terus menyelidiki penyebab kebakaran sejak pekan lalu. Ada enam kebakaran di seluruh Los Angeles County, masing-masing mungkin memiliki penyebab sendiri.

Kepala Departemen Kepolisian Los Angeles (LAPD) Jim McDonnell mengatakan Biro Alkohol Tembakau dan Senjata Api AS memimpin satuan tugas untuk menyelidiki penyebab kebakaran.

Salah satu yang menjadi perhatian adalah perusahaan energi listrik Edison International yang memasok energi untuk California Selatan.

Edison International telah diminta oleh pengacara yang mewakili perusahaan-perusahaan asuransi untuk menyimpan bukti yang berhubungan dengan kebakaran, terutama Eaton Fire.

Dinas pemadam kebakaran juga sedang menyelidiki apakah alat-alat atau utilitas milik Edison berkontribusi dalam menyulut api kebakaran Hurst Fire di dekat San Fernando. 

Kebakaran juga memberi tekanan terhadap perusahaan listrik yang memutus aliran listrik ke warga sebagai upaya pencegahan. Hingga 12 Januari, 63.485 pelanggan tidak mendapat pasokan listrik.

California memiliki sejarah kebakaran lahan dahsyat dipicu oleh peralatan utilitas listrik, terutama saat musim dingin. Utilitas terbesar di California, PG&E Corp, mengajukan bangkrut pada 2019 setelah serangkaian kebakaran mematikan disebabkan oleh kabelnya.

5. Kerugian Kebakaran Los Angeles Capai 2.400 Triliun

Lembaga cuaca swasta AccuWeather memperkirakan kerugian langsung dan tidak langsung akibat kebakaran Los Angeles mencapai antara 135 miliar hingga 150 miliar dolar AS (Rp2.202 triliun-Rp2.448 triliun). 

Angka itu sudah termasuk kerusakan yang tidak diasuransikan serta dampak ekonomi tidak langsung, seperti hilangnya pekerjaan dan gangguan rantai pasok.

Nilai kerugian itu hanya perhitungan awal, jika kebakaran berlanjut, angkanya bisa terus membengkak.

AccuWeather sebelum itu membuat perkiraan nilai kerugian yakni antara 52 miliar hingga 57 miliar dolar AS.

Surat kabar The Wall Street Journal, mengutip analis JPMorgan, Jimmy Bhullar, juga melaporkan kerugian ekonomi akibat bencana tersebut diproyeksikan mencapai hampir 50 miliar dolar AS atau sekitar Rp810,4 triliun.

Editor : Anton Suhartono
Artikel Terkait
Internasional
56 menit lalu

Nah! Warga Nigeria Sebut Serangan AS Salah Sasaran, bukan Ngebom Lokasi ISIS

Internasional
7 jam lalu

Badai Salju Parah Terjang Amerika, 1.700 Penerbangan Dibatalkan

Internasional
9 jam lalu

Amerika Kembali Tarik Produk Udang Beku Indonesia karena Potensi Paparan Radioaktif Cesium-137

Internasional
23 jam lalu

Badai Salju Terjang New York, 400 Penerbangan Dibatalkan

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal