Serangan dilakukan menggunakan 117 drone kamikaze yang diselundupkan ke dalam wilayah Rusia dan disembunyikan di dalam truk. Drone ini kemudian diluncurkan dari lokasi dekat pangkalan militer, membuatnya sulit dideteksi sistem pertahanan udara Rusia. Operasi rumit ini diyakini melibatkan agen-agen Ukraina yang telah berada di wilayah Rusia.
SBU memperkirakan nilai total kerusakan pesawat strategis Rusia mencapai 7 miliar dolar AS atau sekitar Rp114,5 triliun.
Presiden Zelensky menyebut kerugian ini sebagai "sangat nyata" dan menyatakan kebanggaannya terhadap keberhasilan operasi tersebut.
Pemerintah Amerika Serikat membantah terlibat atau memberikan informasi intelijen kepada Ukraina terkait operasi ini. Seorang jurnalis NBC melaporkan bahwa Ukraina mengandalkan intelijen dan perencanaan mereka sendiri dalam misi yang oleh sejumlah laporan disebut sebagai "Operasi Jaring Laba-laba."
Serangan ini menjadi penanda baru dalam konflik Rusia-Ukraina, memperlihatkan bahwa Ukraina kini mampu menjangkau dan menghancurkan aset strategis Rusia jauh di jantung wilayahnya sendiri. Serangan ini juga menunjukkan peningkatan signifikan dalam kemampuan teknologi militer dan strategi perang asimetris yang diterapkan Ukraina.