Situs lain yang juga mendapat perhatian dan pengakuan dunia adalah Candi Prambanan di Yogyakarta. Candi Prambanan ditemukan pada 1733 oleh seorang berkebangsaan Belanda, CA Lons.
Menurut informasi yang tertera dalam laman resmi kecamatan Prambanan, kompleks candi Hindu yang paling besar dan megah ini dibangun pada abad ke-9 masehi.
Candi ini dibangun sebagai persembahan untuk tiga dewa utama Hindu, yakni Brahma, Wishnu, dan Siwa. Nama asli Candi Prambanan sebenarnya Siwagrha yang berarti Rumah Siwa.
Candi Prambanan didapuk menjadi warisan dunia oleh UNESCO dan juga dipandang sebagai candi terindah di Asia Tenggara.
Menurut Prasasti Siwagrha, Candi Prambanan dibangun oleh Rakai Pikatan dan diteruskan oleh Balitung Maha Sambung saat pemerintahan Kerajaan Medang Mataram.
Tambang Batu Bara Ombilin (TBBO) di Sawahlunto, Sumatera Barat, ditetapkan sebagai situs warisan dunia UNESCO pada Juli 2019. Artinya, keberadaan tambang ini diakui secara nyata oleh dunia.
Tambang ini pertama kali ditemukan oleh Willem Hendrik de Greeve, geolog muda asal Belanda pada 1868. Laporan penemuan TBBO ini disusun 2 tahun kemudian.
Pemerintah Belanda menyadari lokasi ini menyimpan kandungan sumber daya alam yang melimpah dengan potensi ekonomi yang menjanjikan. Oleh karena itu, pemerintah Kolonial memutuskan melakukan eksplorasi tambang batu bara tersebut.
Penelitian mengungkap, seni lukis dinding yang ditemukan di Gua Bulu Sipong 4, Kabupaten Pangkep-Maros, Sulawesi Selatan, merupakan karya seni figuratif tertua di dunia. Lukisan dinding yang menggambarkan bagaimana manusia prasejarah berburu itu ditemukan pada 2017 dan usianya diperkirakan mencapai hampir 44.000 tahun.
Hasil studi para peneliti arkeologi Indonesia serta Universitas Griffith, Australia, yang dipublikasikan oleh jurnal Nature, pada Desember 2019 mengungkap, panjang lukisan di dinding gua itu mencapai 4,5 meter. Di dalamnya terdapat gambar beberapa hewan buas yang dikejar pemburu bertubuh setengah manusia yang menggunakan tombak dan tali.
Tim dari Universitas Griffith mengonfirmasi lukisan di gua batu kapur atau karst itu telah ada setidaknya 43.900 tahun atau di masa periode Paleolitik Muda.
Penemuan ini terjadi setelah diungkapnya lukisan seekor binatang di sebuah gua di Kalimantan yang sebelumnya diperkirakan berusia setidaknya 40.000 tahun. Selama bertahun-tahun, lukisan gua dianggap hanya berada di Eropa, namun dengan penemuan ini berarti membatalkan teori tersebut.
Setidaknya ada 242 gua atau tempat perlindungan kuno ditemukan di Sulawesi saja. Namun situs-situs baru terus ditemukan setiap tahunnya.