Setelah beberapa minggu ketegangan antara militer dan pemimpin sipil yang berbagi kekuasaan sejak penggulingan diktator Omar al-Bashir, pasukan bersenjata yang dipimpin oleh kepala angkatan darat Abdel Fattah al-Burhan melakukan kudeta baru pada 25 Oktober 2021.
Pada 15 April 2023, perang pecah antara Burhan dan mantan deputinya Mohamed Hamdan Daglo, menewaskan setidaknya 5.000 orang.
Burkina Faso mengalami dua kudeta militer tahun lalu. Pada Januari 2022, tentara yang memberontak di bawah pimpinan Letnan Kolonel Paul-Henri Sandaogo Damiba menangkap Presiden Roch Marc Christian Kabore.
Pada 30 September, perwira militer mengumumkan bahwa mereka telah memberhentikan Damiba. Kapten Ibrahim Traore menjadi presiden transisi hingga pemilihan presiden baru yang direncanakan pada Juli 2024.
Paspampres menggulingkan Presiden Niger Mohamed Bazoum, yang terpilih pada tahun 2021. Jenderal Abdourahamane Tiani, kepala paspampres mengambil alih pada 26 Juli 2023.
Pada 10 Agustus, blok regional Afrika Barat ECOWAS menyetujui penugasan pasukan cadangan untuk mengembalikan ketertiban konstitusional, tetapi tetap mencari solusi diplomatis.
Penguasa militer baru Niger mengusulkan masa transisi tidak lebih dari tiga tahun untuk mengembalikan kekuasaan kepada warga sipil.
Presiden Bongo, yang keluarganya telah memerintah Gabon selama 55 tahun, dinyatakan sebagai pemenang pemilihan pada 26 Agustus yang oposisi klaim sebagai pemilu yang curang.
Tak lama setelah itu, perwira militer muncul di televisi nasional untuk mengumumkan pembubaran lembaga-lembaga negara dan penutupan perbatasan negara.
Bongo ditempatkan di bawah tahanan rumah dan Jenderal Brice Oligui Nguema diangkat sebagai presiden transisi.