JAKARTA, iNews.id - Ada beberapa mitos ilmiah yang ternyata salah. Padahal, mitos tersebut sudah terlanjur diyakini sebagai fakta yang ilmiah. Mitos ilmiah tersebut hingga saat ini bahkan masih diyakini oleh sebagian besar orang. Maka dari itu, informasi berikut ini penting untuk disimak agar wawasan semakin jernih.
Dilansir iNews.id dari berbagai sumber, Rabu (25/5/2022), berikut ini adalah fakta mengenai mitos ilmiah yang selama ini dipercaya banyak orang.
Cerita Isaac Newton menemukan hukum gravitasi berawal dari apel yang menimpa kepalanya seolah sudah dianggap sebagai fakta ilmiah. Padahal, hal itu tidak pernah benar-benar terjadi di abad ke-17 lalu. Dikutip dari History, Isaac Newton merupakan putra seorang petani yang lahir pada tahun 1642 di dekat Grantham, Inggris.
Ia kemudian masuk Universitas Cambridge pada tahun 1661. Empat tahun kemudian setelah wabah pes, sekolah ditutup sementara dan memaksa Newton untuk pindah kembali ke rumah masa kecilnya, Woolsthorpe Manor. Selama di Woolsthorpe, dia sering berada di kebun dan menyaksikan apel jatuh dari pohon.
Tidak ada bukti bahwa ia kejatuhan buah apel lalu terinspirasi. Tetapi faktanya, pengamatan Newton membuatnya merenungkan mengapa apel selalu jatuh lurus ke tanah. Saat kembali ke universitas pada tahun 1687, saat itulah Newton mengemukakan hukum gravitasi umum berdasarkan apa yang pernah diamati.
Saat pelajaran Biologi di sekolah, kita diajarkan bahwa bagian-bagian lidah memiliki kemampuan secara khusus untuk merasakan jenis rasa tertentu. Misalnya, rasa pahit dideteksi oleh lidah bagian belakang.
Rasa manis dideteksi oleh lidah bagian depan dan seterusnya. Padahal, hal tersebut diketahui keliru. Padahal reseptor rasa terdapat di seluruh bagian lidah dan membuat semuanya bisa merasakan rasa pahit, manis, asam, asin, pedas dan sebagainya
Menurut penelitian University of Florida Center, untuk bau dan rasa, dan lokasi atau bagian dari selera tersebut tidak sesuai dengan peta rasa lidah.
Selama ini kelelawar diyakini sebagai hewan yang buta. Ia disebut hanya mengandalkan teknik echolocation atau sensor suara sebagai navigasi di malam hari.
Namun faktanya, kelelawar tidak sepenuhnya benar-benar buta. Hal itu berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh ketua penelitian Asaf Tsoar, di Movement Ecology Laboratory di Hebrew University of Jerusalem.
Kelelawar bahkan sering memilih menggunakan penglihatannya ketika mencari makan. Beberapa spesies kelelawar bahkan memiliki penglihatan yang tajam dan bisa melihat sinar ultraviolet yang tidak bisa dilihat manusia.
Manusia sering disebut-sebut hanya baru menggunakan kapasitas otaknya sebesar 10% saja. Asumsi tersebut bahkan sering dikait-kaitkan dengan tokoh ilmuwan seperti Albert Einstein.
Faktanya gagasan tersebut adalah salah rupanya salah kaprah. Pasalnya, jika 90% otak tidak digunakan maka justru manusia tidak akan berevolusi seperti sekarang.
Otak manusia bahkan masih terus bekerja ketika manusia tidur. Terlebih, otak terdiri dari beberapa bagian yang memiliki fungsinya masing-masing. Penelitian telah memetakan fungsi bahwa tidak ada wilayah otak yang tak berguna.
Dalam legenda urban, penjelajah asal Spanyol Christopher Columbus disebut sebagai penemu benua Amerika. Menurut dari University of Michigan pada tahun 2005, 85% orang Amerika bahkan percaya bahwa Columbus menemukan benua tersebut. Sementara hanya ada 2% responden yang dapat menjawab dengan benar jika Columbus tidak mungkin menemukan Amerika.
Selain karena di benua Amerika sudah ada penduduk lokal yang hidup dari ribuan tahun sebelumnya, bangsa Eropa pertama yang menjajaki Amerika juga bukan Columbus. Sejarah mencatat bahwa penjelajah Viking Leif Erikson sudah pernah berlayar Greenland ke Newfoundland di Kanada sekitar abad ke-11.