Awalnya, petugas menggelar operasi pemulihan jenazah karena diduga semua korban tewas. Kru mengatur sistem tali dari jalan raya untuk menurunkan petugas pemadam kebakaran ke tebing.
Namun di saat yang sama, petugas pemadam kebakaran lain yang melihat sedan melalui teropong tiba-tiba melihat gerakan dari penumpang. Artinya, masih ada satu orang yang masih hidup.
“Kami semua terkejut saat melihat gerakan keluar dari kaca depan,” kata Pottenger.
Sontak operasi pemulihan jenazah berubah menjadi operasi penyelamatan. Butuh waktu berjam-jam untuk mengevakuasi para korban ditengah guyuran hujan deras, angin kencang, jalan licin dan ombak yang menerjang.
Para kru menarik anak-anak keluar dari jendela belakang dan membawa mereka ke atas tebing menggunakan sistem tali. Mereka dilarikan ke rumah sakit dengan ambulans dengan cedera muskuloskeletal atau struktur yang mendukung anggota badan, leher, dan punggung.
“Mereka lebih takut daripada terluka,” kata Pottenger.
Sementara orang dewasa mengalami luka traumatis dan harus diangkat ke atas tebing dengan helikopter. Mereka kemudian diterbangkan ke rumah sakit.