Trump, yang tampak terkejut dan tersentuh, menerima surat tersebut dengan rasa terima kasih. Ia mengaku belum mengetahui tentang pencalonan itu sebelumnya.
Perjanjian Abraham sendiri menjadi salah satu pencapaian diplomatik paling signifikan dalam masa kepemimpinan Trump. Kesepakatan itu dipuji oleh sebagian kalangan sebagai langkah penting menuju stabilitas regional, meskipun juga menuai kritik dari pihak-pihak yang menilai perdamaian sejati di kawasan tetap membutuhkan solusi terhadap konflik Israel-Palestina.
Dengan pengajuan resmi dari seorang kepala pemerintahan seperti Netanyahu, peluang Trump untuk masuk daftar nominasi Nobel Perdamaian 2025 kian terbuka. Namun, keputusan akhir tetap berada di tangan Komite Nobel di Norwegia yang akan mempertimbangkan berbagai faktor sebelum mengumumkan penerima penghargaan prestisius tersebut.